Koneksi Efisien Antarwilayah, KAI Dorong Transformasi Mobilitas Lewat Kereta Bandara
3 mins read

Koneksi Efisien Antarwilayah, KAI Dorong Transformasi Mobilitas Lewat Kereta Bandara

Jakarta, 7 Mei 2025 — KAI Group terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan sistem transportasi publik yang mengedepankan konektivitas dan efisiensi, melalui pengembangan layanan kereta bandara. Tidak hanya mempercepat akses ke bandara, layanan ini juga menjadi motor penggerak transformasi mobilitas nasional berbasis integrasi moda.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyampaikan bahwa kereta bandara hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat modern yang mengutamakan efisiensi waktu, kepastian jadwal, dan kenyamanan dalam bermobilitas menuju dan dari bandara.

“Kereta bandara bukan semata layanan antar-jemput, tapi bagian dari ekosistem mobilitas yang mendorong masyarakat berpindah dari transportasi berbasis kendaraan pribadi ke angkutan massal yang lebih ramah lingkungan,” ujar Anne.

Capaian signifikan terlihat dari performa Kereta Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS), yang mencatat lonjakan penumpang hingga 492%. Pada Januari–April 2024 jumlahnya hanya 39.129, melonjak drastis menjadi 231.450 pada periode yang sama di tahun 2025. Hal ini menunjukkan peningkatan kepercayaan publik terhadap layanan berbasis rel yang terhubung langsung ke moda udara.

Kesuksesan itu tidak terlepas dari kolaborasi erat antara KAI dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan, khususnya dalam memperluas relasi layanan dan memperkuat integrasi moda. Ini menjadi bukti sinergi antara pemerintah dan BUMN dalam mewujudkan sistem transportasi nasional yang lebih adaptif.

Selain itu, LRT Sumatera Selatan yang menghubungkan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan Depot Jakabaring melalui 13 stasiun juga memperlihatkan kinerja positif. Jumlah penumpangnya naik menjadi 1.462.303 pada Januari–April 2025, meningkat 9,7% dari 1.332.201 penumpang pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sektor lainnya yang juga menunjukkan pertumbuhan adalah layanan KA Yogyakarta International Airport (YIA) dan YIA Ekspres. Jumlah pengguna naik dari 843.056 pada awal 2024 menjadi 888.653 pada tahun 2025, atau meningkat sebesar 5,4%, mencerminkan preferensi publik terhadap akses bandara melalui moda kereta.

Di Sumatera Barat, KA Minangkabau Ekspres dan KA Lembah Anai turut menyumbang kontribusi positif. KA Minangkabau Ekspres mencatat 102.315 pelanggan pada Januari–April 2025, naik dari 101.473 tahun sebelumnya. Sedangkan KA Lembah Anai, dengan layanan feeder gratis dari Stasiun Duku ke bandara, mencatat 34.348 penumpang selama periode tersebut.

“Fasilitas feeder gratis menjadi insentif yang sangat membantu, khususnya bagi penumpang dari wilayah aglomerasi. Ini bagian dari pendekatan inklusif kami dalam mendesain layanan,” ujar Anne.

Sementara itu, di Sumatera Utara, KA Srilelawangsa yang melayani Medan–Bandara Kualanamu mengalami pertumbuhan penumpang sebesar 17,3%. Jumlah pengguna meningkat dari 730.510 pada awal 2024 menjadi 857.113 pada periode yang sama tahun ini. Hal ini menunjukkan perluasan akses tidak harus selalu bertumpu pada pusat kota.

Di wilayah Jabodetabek, Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta terus menjadi pilihan andalan masyarakat. Pada Januari–April 2025, jumlah penggunanya mencapai 705.255 penumpang, mencerminkan peran strategis layanan ini dalam mengurangi beban lalu lintas menuju bandara tersibuk di Tanah Air.

Tren pertumbuhan tersebut mengindikasikan bahwa kereta bandara semakin mendapat tempat di hati masyarakat. Moda ini bukan hanya solusi transportasi modern, tetapi juga alat penting dalam memperkuat struktur mobilitas perkotaan dan antarwilayah secara berkelanjutan.

“Integrasi moda adalah jantung dari sistem transportasi modern dan kereta bandara adalah nadinya. Mengalirkan konektivitas, efisiensi, dan pengalaman perjalanan yang lebih baik untuk semua,” tutup Anne. (Redaksi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *